Thursday, August 21, 2008

Boss yang 'baik'...?

Sekitar dua hari yang lalu, gw dapet telpon dari salah satu mantan anak buah gw di tengah hutan sana... Kata pembuka dari dia adalah... 'Mas, lagi sibuk gak.. mo curhat nih...'.

Sedikit cerita latar belakang, anak buah gw ini, ternyata setelah 'keberangkatan' gw dari site, diangkat sama mantan bos gw jadi koordinator lapangan untuk temen2nya sesama teknisi dan juga pencatat meter pemakaian produk. Dan karena dia juga termasuk jago ngutak-ngutik komputer, kebagian beberapa tugas data processing dan reporting yang kemaren gw monopoli.

Balik ke curhat mantan anak buah gw itu... Ternyata beberapa minggu yang lalu, salah satu anggota kru pencatat meter ada yang sakit cukup parah dan tidak bisa masuk untuk waktu yang cukup lama. Karena tuntutan pekerjaan dan kontrak, maka jadwal kerja anggota yang sakit tersebut digantikan oleh rekan2nya yang lain, dan karena bekerja di luar jadwal yang seharusnya, secara otomatis mereka mendapat uang lembur/Overtime. Hal ini tentu saja mengakibatkan membesarnya biaya tenaga kerja, walau ini juga termasuk resiko mempekerjakan orang berdasarkan kontrak, dan kerja shift2an.

Yang menjadi masalah buat mantan anak buah gw, ternyata beberapa saat sebelum dia nelpon gw, dia baru saja dapat instruksi dari mantan bos gw, untuk ngomong/negosiasi/diskusi/whatever lah sama pencatat meter yang lain yang dapat jatah lembur dan juga perusahaan penyalur tenaga kerjanya, supaya mereka mau jatah pembayaran overtime mereka diperkecil, karena perusahaan (?) agak keberatan membayar lembur mereka. Argumen yang dipakai sama mantan bos gw ke mantan anak buah gw itu adalah 'Coba kamu berpikir sebagai management...' Mantan anak buah gw itu langsung menolak mentah2 order tsb, dan kaya'nya nelpon gw untuk dapet dukungan moral... (cie.....)

Anyway, terus terang gw kaget denger bos gw ngasih perintah seperti itu. Maaf aja, tapi gw masih nganggep apa yang tertulis di kontrak adalah janji kita yang harus dipenuhi, dan kontrak kerja perusahaan juga termasuk besar gaji/bayaran yang harus diterima untuk jumlah X pekerjaan yang diberikan. Kalau mau ada perubahan, harus dibicarakan di depan, sehingga masing2 pihak bisa nolak kalo gak setuju/negosisasi. Kalo kaya' gini, nggak fair banget dong... Kalo mau, jangan cuman ngurangin nilai lembur, tapi juga harus rombak total semua kontrak yang ada.

Gw gak tau apakah perintah ini murni merupakan 'request' dari kantor Jakarta, ato cuman inisiatif gila mantan bos gw. Kalo request dari kantor Jakarta, terus terang gw gak yakin, soalnya sebagai MNC, setau gw mereka emang bener2 ngindarin buat masalah yang mempunyai potensi dibuat ribut2 di pengadilan, dan soal gaji ini adalah salah satu soal yang termasuk sensitif... Tapi kalo emang bener... wah, artinya kantor Jakarta udah mulai mendekati masa akhir riwayatnya...

Tapi terus terang, gw punya kecurigaan kalo ini adalah ide gila dari mantan bos gw, apalagi gw punya beberapa pengalaman yang kurang simpatik dengan bos gw ini, apalagi dengan kecenderungan do'i untuk terlalu cepat mengambil tindakan/perintah tanpa mengetahui latar belakang persoalan dan suka CM.

Dan yang buat gw lebih prihatin, siapa pun yang punya gagasan untuk ngurangin jatah lembur para pencatat meter itu, sebagai seorang manajer, pantaskah dia untuk menekan rejeki orang lain, apalagi sesama WNI, hanya untuk menyenangkan bos2nya, yang cuman tau keadaan perusahaan dari laporan keuangan/produksi saja...?

Mudah2an ini cuman contoh kelakuan 'oknum' manajer di Indonesia. Tapi kalo sebagian besar manajer di Indonesia spt ini, gak heran kalo Indonesia gak bakal maju2...

PS: Kalo bapak yang pernah menjadi bos saya sempet baca ini, silahkan memberikan sanggahan di comment, ato kalau mau diskusi langsung juga hayo....

Monday, August 18, 2008

Tidak ada 17-an...

Tahun ini tidak seperti biasanya, di depan rumah gw gak ada perayaan 17-an. Setelah tanya sana-sini, ternyata penyebabnay adalah dikarenakeun tahun ini RT gw gak ngadain perayaan 17 Agustusan sama sekali... dikarenakan lebih dalam soalnya RT gw lagi ribut sama beberapa 'pemuka' masyarakat di kampung gw....

Akhirnya, politik di tingkat bawah pun makan korban kegembiraan anak-anak singkong di RT gw...